Wednesday, January 25, 2012

Sejarah SMF Anestesiologi dan Terapi Intensif FK UNDIP - RSUP Dr. Kariadi


Bagian anestesiologi FK UNDIP / RS Dr. Kariadi dirintis oleh dr. Haditopo Tjokrohadi Kusumo , beliau mula-mula adalah asisten ahli bedah FK UGM Yogyakarta . Pada tahun 1956 datang team dari WHO antara lain dr. Rosen Heim dan dr. Wulff yang menyarankan untuk mengembangkan ilmu anestesi dengan belajar ke negara maju. Selanjutnya tahun 1958 dr. Haditopo dikirim ke Kopenhagen untuk belajar anestesi dan mendapat gelar ahli anestesi pada 16 Februari 1961, setelah pulang beliau bertugas di Semarang sebagai koordinator anestesi dari bagian Bedah RS. Dr. Kariadi.

Sejak tahun 1970 anestesi secara resmi diakui sebagai cabang ilmu kedokteran yang berdiri sendiri maka secara resmi pada tanggal 1 April 1970 terbentuklah  Bagian Anestesi yang berdiri sendiri bukan lagi sebagai sub bagian dari ilmu bedah, dokter Haditopo menjabat sebagai Kepala Bagian yang pertama. Sebagai kepala bagian selanjutnya adalah dr. Soenarjo (1985-1998) dr Marwoto (1998-2004) dr. Hariyo Satoto (2005- sekarang). Bagian Anestesi FK. Undip/ RS Dr. Kariadi diperkuat dengan mengirimkan dokter-dokter untuk tugas belajar , hasilnya dr. R Soehartojo mendapat gelar Spesialis Anestesi  dari FK UI tahun 1972, kemudian dr. Soenarjo mendapat gelar sebagai Anesthesiologist & Intensivist dari Institut Voor Anesthesiologie, Faculteit Der Geneeskunde, Katholeieke Universiteit,  Nijmegen Nederland, 1974.

Meskipun FK UNDIP baru berdiri pada tahun 1961, tetapi pendidikan dokter spesialis di Semarang telah dimulai dengan cara magang kepada dokter ahli yang dianggap senior, sehingga pada tahun 1963 telah dihasilkan ahli bedah, tahun 1967 ahli syaraf, tahun 1968 ahli penyakit dalam dan tahun 1969 ahli kebidanan, pada waktu itu, belum ada aturan/ tatacara pendidikan dokter spesialis di Indonesia. Sejak tahun 1970 pendidikan dokter spesialis lebih teratur baik dalam penerimaan maupun kurikulumnya. Kurikulum diatur oleh kepala bagian yang berhubungan langsung dengan  Persatuan Dokter Ahli (Profesi).


Secara resmi Pendidikan  Dokter Spesialis Anestesiologi di Semarang dimulai sejak tahun 1974, dengan demikian sebagai perintis  Pendidikan  Dokter Spesialis Anestesi di Semarang adalah dr. Haditopo, dr R. Suhartojo dan dr. Soenarjo. Pada waktu itu Pendidikan Dokter Spesialis Anestesi masih diatur oleh Organisasi Profesi (Ikatan Ahli Anestesiologi Indonesia). Ketua Program Studi pernah dijabat oleh dr. Soenarjo (1978-1994 dan 1998-2004), dr Marwoto (1995-1998) dan dr. Uripno Budiono (2005-Sekarang).

Pada tahun 1979 keluar keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan  No. 024/DJ/ KEP / 1979, dari peraturan tersebut pendidikan dokter spesialis yang sebelumnya ditangani organisasi profesi menjadi tanggung jawab departemen pendidikan dan kebudayaan. Mengacu pada peraturan tersebut pendidikan spesialis I FK Undip, meskipun materi dan kurikulum tidak berubah, ditempuh selama 8 semester dengan bobot 144 SKS. Atas dasar katalog 1998 lama studi menjadi 7 semester dengan bobot 98-108 SKS. Pada tahun 2008 dilakukan revisi katalog dan hasilnya lama studi tetap 7 semester dengan bobot 104 SKS.
Jumlah tenaga pengajar yang semula hanya tiga orang bertambah dengan masuknya alumni sebagai tenaga pengajar. Kualitasnya juga ditingkatkan dengan mengikuti pelatihan di dalam dan luar negeri. Pada tanggal 1 Oktober 1979 dr. Haditopo diangkat menjadi guru besar di Anestesiologi FK UNDIP yang pertama atau kedua di Indonesia. Selanjutnya dr. Soenarjo pada tanggal 25 Mei 2004 dikukuhkan menjadi guru besar anestesi yang kedua di FK UNDIP dan dr. Marwoto pada tanggal 3 Maret 2006 dikukuhkan pula menjadi guru besar anestesi yang ketiga di FK Undip.

Bagian anestesi banyak mendukung kemajuan RS Dr. Kariadi antara lain dengan didirikannya ICU pada tanggal 8 Desember 1975 dengan dr. Soenarjo sebagai pimpinan yang pertama. Dengan dukungan anestesi dapat dilakukan operasi transplantasi ginjal, kembar siam, tumor hipofise, tumor fossa posterior, transplantasi hepar, operasi jantung terbuka dan kasus sulit lainnya. Alumninya tersebar di seluruh Indonesia. Logo IDSAI adalah ciptaan dr. Syarif Sudirman dan Hymne Anestesi adalah gubahan dr. Syarif Sudirman dan dr. St. Mulyata pada saat menjadi residen Anestesi di FK UNDIP.

1 comment:

  1. maaf mau tanya apa lulusan s kep ners bisa lanjut anestesiologi? mohon infonya wa 08996352463

    ReplyDelete